Malam Tahun Baru

asaharuki
2 min readJan 23, 2024

--

Nampak bulan pada langit berhiaskan gemintang disana membulat sempurna, sinar kemuning sedikit putih itu sangat lembut jika diperhatikan dengan seksama. Hawa dingin pada pukul 22.15 kini hampir sama sekali tak terasa oleh kulit Yudhistira. Karena ada kehangatan yang dia rasakan saat ini.

Suasana malam ini sangat ramai di halaman rumah Vian yang terbilang sangat luas. Semua anggota Magendra berkumpul untuk merayakan kesuksesan penampilan mereka pada event beberapa hari yang lalu, meski pada persiapannya tadi hampir mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh ulah Ardi yang secara sembarangan menyalakan panggangan, yang hampir saja membuat halaman rumput milik keluarga Vian terbakar. Untungnya ada Ray yang sigap sehingga kejadian buruk tidak terjadi.

Yudhistira kini tengah sibuk membantu Farzan untuk membakar jagung dan beberapa macam oalahan seafood. Sedangkan Ray dan Asen bertugas melumuri bahan bakaran dengan bumbu yang sudah dibuatkan oleh mbak-nya Vian.

Vian dan Ardi?

Mereka berdua juga membantu dengan menyumbangkan lagu, dengan tujuan agar Yudistira, Ray, Asen, dan Farzan bersemangat menyiapkan hidangan yang tengah diproses kematangannya. Ya, setidaknya itulah yang dikatakan oleh Ardi. Vian bertugas menggenjreng gitar, dan Ardi bernyanyi dengan gaya ala-ala biduan pantura.

Semua tugas dari masing-masing bagian terus berjalan, hingga hidangan untuk acara syukuran kecil-kecilan sudah tersaji diatas meja papan, keenam anggota Magendra duduk melingakari meja dengan beralaskan sebuah kain dengan corak kotak-kotak berwarna hitam dan putih.

Mereka bersulang sebelum acara makan-makan dimulai, dan langsung menenggak minuman berwarna merah itu sampai habis. Tenang saja, yang mereka tenggak tadi bukanlah wine ataupun anggur merah. Tetapi hanya sirup merah biasa dengan rasa kelapa bercampur pandan alias Marjan.

Baik Yudhistira maupun anggota Magendra yang lainnya sangat menikmati acara ini, hingga Ardi dan Asen dengan sengaja mengerjai Vian sang Tuan Rumah dengan Asen yang mengunci pergerakan Vian dan Ardi yang menggelitiki beberapa bagian tubuh Vian.

“Lepasin gue anj-” Ucapan Vian terpotong akibat Asen yang membekap mulutnya.

Vian yang tersiksa dibawah kuasa Asen dan Ardi, dengan sekuat tenaga memberontak. Yudistira serta dua orang lainnya yaitu Farzan dan Ray hanya mampu tergelak melihat tingkah Asen dan Ardi.

Aksi menggelitiki Vian itu seketika terhenti, saat keenam-nya mendengar sebuah ledakan yang berada di langit malam. Ardi berhenti menggelitiki, dan Asen melepaskan kunciannya. Semua anggota Magendra terpaku pada ledakan cahaya yang berada di atas sana. Mereka senyap melihat gemuruh kembang api yang menyinari malam ini.

Unlisted

--

--

asaharuki
asaharuki

Written by asaharuki

0 Followers

let me introduce my story

No responses yet